SIGI – Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, menjawab isu yang beredar di media sosial mengenai seringnya dia berada di luar daerah. Rizal menyatakan bahwa setiap langkahnya ke Jakarta adalah perjuangan untuk menjemput program dan dana pembangunan bagi Sigi, bukan untuk kepentingan pribadi.
“Kalau saya tidak ke Jakarta, bagaimana Sigi bisa mendapat tambahan anggaran?” kata Rizal dalam menjawab tudingan bahwa dia lebih sering berada di luar daerah ketimbang di tengah masyarakat.
Menurutnya, dalam otonomi daerah, pemerintah pusat bisa menganggap dana transfer sudah cukup jika daerah tidak aktif menjemput bola.
Rizal mencontohkan upaya Pemerintah Kabupaten Sigi meringankan beban masyarakat lewat kebijakan tidak memungut BPHTB dan PBG, serta tidak menaikkan PBB. Bahkan, warga yang rutin bayar PBB diberi bonus hingga 25 persen dan tidak dikenakan denda bagi yang menunggak.
Selain itu, Rizal menyebutkan koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, terkait sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti galian C di Sungai Palu.
Hasil upaya ini mulai terlihat, seperti kemampuan Sigi menekan laju inflasi lewat operasi pasar dan operasi pangan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Inilah bukti bahwa perjalanan saya membawa manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Rizal. Ia optimistis infrastruktur Sigi, seperti jalan yang masih banyak berlubang, akan membaik. “Insyaallah, tahun depan bisa mulus,” tambahnya.
Rizal menegaskan otonomi daerah bukan berarti menutup diri dari pemerintah pusat; komunikasi dan lobi ke kementerian/DPR RI adalah tugas kepala daerah.
“Kalau kita tidak ke Jakarta, tidak ada tambahan. Tapi kalau kita ke Jakarta, ada peluang program dan anggaran bisa turun,” pungkasnya.
Proyek pembangunan di Sigi banyak membutuhkan sokongan dana pusat dan provinsi, seperti perbaikan infrastruktur, pengendalian inflasi, dan penguatan PAD. Kehadiran Bupati di Jakarta dipahami sebagai strategi untuk kemajuan Sigi. (***)